Asma
Dari waktu ke waktu definisi asma terus mengalami perubahan. Definisi asma ternyata tidak mempermudah membuat diagnosis asma sehingga secara praktis para ahli berpendapat: asma adalah penyakit paru dengan karakteristik (1) obstruksi saluran napas yang reversible; (2) Inflamasi saluran napas; (3) Reaksi hipersensitivitas. Asma terjadi karena keluarnya mediator-mediator kimiawi dari granula mastosit di paru-paru, yang antara lain berisi tryptase yang terbukti menyebabkan respon berlebihan pada bronkhus dan chymase yang dapat merangsang peningkatan sekresi mukus oleh bronkus. Keduanya (termasuk dalam protease) juga dapat merombak (menghancurkan) peptida intestinal vasoaktif yang merupakan mediator relaksasi bronkus. Mastosit juga menghasilkan histamin yang menginduksi prostaglandin dan leuktrien yang dapat mengakibatkan edema. Jadi pada paru-paru mereka dapat menyebabkan konstriksi bronkus, edema, dan hipersekresi mukus yang semuanya adalah ciri-ciri asma. Kemungkinan penurunan asma kepada anak yang mempunyai orang tua yang mempunyai RPD asma sebesar 60% - 80%, sedangkan apabila ibu saja yang mempunyai riwayat asma kemungkinan penurunan asma secara herediter kurang lebih 58 %. (Sundaru, 2007; Boedina, 2003)
Bronkitis Kronik danEmfisema
Meskipun bronkitis kronik dan emfisema merupakan dua proses yang berbeda, tapi keduanya sering ditemukan bersama-sama pada penderita PPOK. Temuan patologis utama pada bronkitis kronik adalah hiperytofi kelenjar mukosa bronkus dan peningkatan jumlah dan ukuran sel goblet. Emsfisema memiliki dua bentuk yang palingb penting sehubungan dengan PPOK.Emfisema sentrilobuler, secara selektif hanya menyerang bagian bronkiolus respiratorius dan duktus alveolaris. Enfisema panlobular, merupakan bentuk morfologik yang lebih jarang, alveolus yang terletak distal dari bronkiolus terminalis mengalami pembesaran dan kerusakan secara merata. (Wislaon, 2005)
0 comments:
Posting Komentar