Pharynx adalah suatu kantong fibromuskular yang berbentuk corong, besar di bagian atas dan sempit di bagian bawah. Kantong ini mulai dari basis cranii terus menyambung ke oesofagus setinggi vertebra servikal ke VI. Pada bagian atas, pharynx berhubungan dengan rongga hidung melalui choana, pada bagian depan berhubungan dengan cavum oris melalui isthmus oropharynx, sedangkan hubungan dengan larynx melalui additus laringeus dan ke bawah berhubungan dengan oesofagus. Panjang dinding posterior pharynx pada orang dewasa kurang lebih 14 cm dan merupakan bagian dinding pharyngx yang terpanjang. Dinding pharynx dibentuk oleh selaput lendir, fascia faringobasiller, pembungkus otot dan sebagian fascia bukofaringeal. Pharynx terbagi atas nasopharynx, oropharynx dan laryngopharynx.
Atap nasopharynx sesuai dengan dasar corpus ossis sphenoidalis yang mengandung sinus sphenoidalis. Batas depan dari nasopharynx adalah choana yang merupakan muara dari cavum nasi. Dinding belakangnya sesuai dengan vertebra sevikalis I dan II. Batas bawahnya dibentuk oleh palatum molle dan rongga nasopharynx terpisah dari oropharynx pada waktu menelan oleh kontraksi otot-otot palatum molle (m.tensor veli palatini dan m.levator veli palatini) bersama dengan m.constrictor faringis superior (Ballenger, 1994).
Nasopharynx relatif kecil mengandung serta berhubungan erat dengan struktur seperti adenoid, jaringan limfoid pada dinding lateral pharynx dengan recessus pharynx yang disebut fossa Rosenmuller. Kantong Rathke yang merupakan invaginasi struktur embrional hipofisis cerebri. Torus tubarius merupakan suatu refleksi mukosa pharynx, di atas penonjolan cartilago tuba eustachius, choana, foramen jugulare yang dilalui oleh n. glossopharingeus, n.vagus, dan n.asecorius spinal saraf cranial dan v. jugularis intema, bagian atas petrosus os temporalis dan foramen laserum serta muara tuba eustachius (Adams,1997).
Struktur penting yang ada di Nasopharynx
1. Ostium Pharingeum tuba auditiva muara dari tuba auditiva.
2. Torus tubarius, penonjolan di atas ostium faringeum tuba auditiva yang disebabkan karena cartilago tuba auditiva
3. Torus levatorius, penonjolan di bawah ostium faringeum tuba auditiva yang disebabkan karena musculus levator velli palatinae
4. Plica salpingopalatina, lipatan di depan torus tubarius
5. Plica salpingopharingea, lipatan di belakang torus tubarius, merupakan penonjolan dari musculus salphingopharingeus yang berfungsi untuk membuka ostium faringeum tuba auditiva terutama ketika menguap atau menelan
6. Recessus Pharingeus disebut juga fossa rossenmuller merupakan tempat predileksi Nasopharingeal Carcinoma
7. Tonsilla pharingea, terletak di bagian superior nasopharynx. Disebut adenoid jika ada pembesaran, sedangkan jika ada inflamasi disebut adenoiditis
8. Tonsilla tubae, terdapat pada recessus pharingeus
9. Isthmus pharingeus merupakan suatu penyempitan di antara nasopharynx dan oropharynx karena musculus sphincterpalatopharing
10. Musculus constrictor pharingeus dengan origo yang bernama raphae pharingei.
Cincin waldeyer merupakan jaringan limfoid yang mengelilingi pharynx. Bagian terpentingnya adalah tonsilla palatina dan tonsilla pharingeal. Unsur yang lain adalah tonsilla lingual, gugus limfoid lateral faring dan kelenjar-kelenjar limfoid yang tersebar dalam fossa Rosenmuller, di bawah mukosa dinding posterior pharynx dan dekat orifisium tuba eustachius ( Ballenger, 1994).
Fungsi pharynx yang utama ialah untuk respirasi, waktu menelan, resonasi suara dan untuk artikulasi. Sementara itu, adenoid merupakan bagian imunitas tubuh dalam cincin Waldeyer. Adenoid memproduksi IgA sebagai bagian penting sistem pertahanan tubuh garis depan dalam memproteksi tubuh dari invasi kuman mikroorganisme dan molekul asing (Christiane, 2009).
0 comments:
Posting Komentar