Selasa, 03 Juni 2008

Benjolan pada Payudara

Pada kesempatan kali ini seorang wanita berusia 35 tahun mengeluh adanya benjolan pada payudara kiri sejak 4 bulan yang lalu. Adik dari ibu juga menderita tumor payudara, bahkan sampai meninggal dunia pada usia 45 tahun. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa pasien memiliki tumor payudara, namun belum dapat ditentukan jenis tumornya dan sifatnya. Mengenai kemungkinan-kemungkinan yang dapat diderita oleh pasien telah penulis jabarkan pada tinjauan pustaka.
Ketika mengahadapi pasien seperti ini pola pikir seorang dokter haruslah sesuai dengan urutan untuk menegakkan diagnosis. Langkah pertama adalah anamnesis. Tujuannya adalah untuk mengetahui keluhan atau gejala yang dialami oleh pasien. Keluhan atau gejala yang timbul ini umumnya tergantung dari lokasi tumor, stadium lanjut dari tumor, dan penyulit yang ditimbulkannya. Selain bertujuan untuk memperkirakan asal dari tumor tersebut, anamenis juga dilakukan untuk mendapatkan data-data penting dari pasien, meliputi status perkawinan, paritas, gaya hidup, riwayat menstruasi, riwayat keluarga, dan riwayat penyakit dahulu, sehingga dapat ditentukan apakah pasien memiliki faktor resiko untuk menderita kanker payudara. Langkah kedua adalah melakukan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara inspeksi dan palpasi. Pada pemeriksaan inspeksi dapat dilihat adakah bentuk yang abnormal pada semua bagian payudara mulai dari kulit sampai papila. Palpasi dapat dilakukan pada kelenjar limfonodi aksilaris terutama aksilaris yang superficial. Pemeriksaan penunjang lain yang dilakukan adalah pemeriksaan imaging. Pemeriksaan ini dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis (radiodiagnosis) dan staging dari tumor tersebut. Adapun pemeriksaan imaging yang dapat dilakukan untuk tumor payudara adalah: Mammografi, USG (Ultrasonografi, pemeriksaan dengan menggunakan gelombang udara), Rontgen toraks, bone scan, dan CT-scan (Computerized Tomography Scanning). Beberapa karakteristik dari tumor jinak dan tumor ganas yang dapat diketahui melalui pemeriksaan klinis, pemeriksaan PA, dan pemeriksaan imaging dapat dilihat pada bagian lampiran.
Pentahapan tumor adalah penentuan stadium dari tumor berdasarkan pemeriksaan-pemeriksaan yang telah dilakukan diatas, meliputi penentuan letak topografi tumor primer, eksistensinya ke organ sekitar, dan ada tidaknya metastasenya ke organ lain. Mengetahui stadium tumor sangat penting untuk menentukan tindakan terapi apa yang akan diberikan dan juga prognosis penyakit. Sistem yang umum digunakan untuk menentukan stadium dari tumor adalah sistem TNM, yang ditetapkan oleh UICC (Union Internationale Contre le Cencere). Sistem TNM ini berdasarkan pada 3 kategori, yaitu: T (Tumor primer), N (Nodul regional, metastase ke kelenjar limfe regional), dan M (Metastasis jauh). Penetapan stadium tumor berdasarkan sistem TNM adalah dapat dilihat pada bagian lampiran.

Setelah semua pemeriksaan yang diperlukan untuk diagnosis telah lengkap, dan stadium dari tumor telah ditentukan, maka diagnosis tumor tersebut selanjutnya dapat ditegakkan. Dalam penulisan penegakkan diagnosis tumor hendaknya dicantumkan data selengkap-lengkapnya, meliputi 1). Organ asal tumor (origin-nya), 2). Histopatologi, dan 3). Stadiumnya. Selain itu, sebaiknya status penampilan pasien (Performance status) juga disebutkan saat diagnosis ditegakkan, untuk tujuan persyaratan sebelum dilakukan tindakan terapi, dan untuk evaluasi perkembangan keadaan umum pasien selama dan sesudah terapi diberikan.
Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada pasien tersebut bergantung pada jenis dan stadium dari tumor yang dideritanya. Oleh karena itu, penatalaksanaan atau terapi tersebut tidak dapat dilakukan sebelum diagnosis tumor ditegakkan dengan melaksanakan langkah-langkah pemeriksaan yang telah disebutkan diatas.


0 comments: