Jumat, 05 Desember 2008

Diare Berlendir dan Berdarah

Seorang pria, petani, berusia 43 tahun, datang dengan keluhan sakit perut dan diare lendir, kadang berdarah, selama + 1 bulan. Pasien juga mengeluh cepat lelah setelah beraktivitas, sering berkunang-kunang dan dada berdebar-debar, serta kadang tubuh merasa gatal. Pada pemeriksaan fisik, ditemukan tepi mulut pecah-pecah dan konjungtiva pucat. Nyeri tekan lepas daerah Mc Burney (-). Dari auskultasi, didapatkan takikardia, bising sistolik, dan ronki basah basal paru. Kondisi rumah pasien berlantai tanah, sumber air minum (sumur) berjarak 2 meter dari jumbleng atau sumuran terbuka (tempat BAB tradisional). Beberapa tetangganya juga memiliki keluhan yang sama (diare). Dari pemeriksaan laboratorium, didapatkan anemia berat dan eosinofilia. Pada pemeriksaan mikroskopis tinja, didapatkan telur cacing, protozoa, dan bakteri.

Diare dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti karena faktor makanan, faktor psikologis, dan juga dapat disebabkan oleh parasit. Anamnesis seharusnya menggali tentang segala informasi yang dapat menguatkan diagnosis kita. Pekerjaan pasien yang sebagai petani tentunya memberikan gambaran bagi kita, bisa saja pasien ini terinfeksi oleh parasit cacing. Karena kebanyakan cacing yang parasit habitatnya di tempat yang lembab seperti persawahan dan perkebunan. Seperti Ascaris lumbricoides, Necator americanus, Ancylostoma duodenale, Taenia saginata, Taenia solium, Strongyolides stercoralis, dan berbagai macam protozoa dan bakteri.
Diare yang disertai lendir dan darah menandakan kalau di dalam saluran pencernaan, terutama di usus, terjadi suatu trauma atau semacamnya. Biasanya diare yang kronik dan disertai lendir darah disebabkan karena adanya suatu infeksi parasit pada saluran pencernaan penderita. Bisa disebabkan oleh golongan protozoa seperti Entamoeba histolytica, cacing seperti golongan cacing tambang dan Strongyloides.
Hasil dari pemeriksaan mikroskopis ternyata didapatkan telur cacing, protozoa, dan bakteri. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa diare berlendir dan kadang berdarah disebabkan karena ada infeksi parasit, kemungkinan cacing. Hipotesis sementara adalah cacing tambang karena kebanyakan kasus dengan diare berdarah diakibatkan oleh cacing ini. Pada infeksi cacing tambang, kehilangan darah yang terjadi adalah 0,03-0,05 ml darah/cacing/hari pada N. americanus dan 0,16-0,34 ml darah /cacing/hari pada A. duodenale. Anemia biasa terjadi 10-20 minggu setelah infeksi dan membutuhkan lebih dari 500 cacing untuk menimbulkan gejala anemia. (Pohan, 2007; Soedarmo dkk, 2002). Ada juga teori yang menyatakan bahwa anemia disebabkan bukan karena cacing itu sendiri, tetapi karena luka yang ditimbulkan oleh cacing tersebut ketika mengaitkan dirinya di mukosa usus.
Diare dengan disertai darah yang cukup banyak dapat mengakibatkan anemia berat pada penderita. Manifestasi dari anemia pun akan timbul, mulai dari cepat lelah ketika beraktivitas, sering berkunang-kunang, dan konjungtiva pucat.
Dari hasil pemeriksaan fisik pasien juga ditemukan ronki basah basal paru. Ronki adalah bunyi akibat turbulensi udara di sekitar mukus/debris daerah lain. Ronki tersebut bisa terjadi di alveolus yang mengindikasikan bahwa ada cairan dalam ruangan tersebut (Ronki basah basal paru). Apabila di apex terindikasi TBC, sedangkan bila di basal terindikasi bahwa terdapat akumulasi cairan dan sel-sel radang. Pemeriksaannya dengan cara pasien ekspirasi sampai pasien batuk setelah itu pasien inspirasi dan didengarkan oleh stetoskop. Ronki basal tersebut juga mengindikasikan bahwa terdapat potensi gagal jantung.
Pemeriksaan Mc Burney sign ditujukan untuk mengetahui apakah pasien menderita Appendiksitis yang bisa juga disebabkan oleh adanya Ascaris lumbricoides. Dari hasil pemeriksaan didapatkan Mc Burney sign negatif. Hal ini menunjukkan tidak ada infeksi Ascaris lumbricoides pada appendiks. Gatal yang terjadi pada pasien mungkin disebabkan oleh Ancylostoma duodenale. Cacing ini dapat merangsang reaksi alergi pada tubuh dengan menghasilkan antigen.
Pada kasus ini Ancylostoma, Ascaris, dan Strongyloides adalah kemungkinan terbesar agen infeksius karena jika dilihat pada kasus bahwa lingkungan tempat bapak tersebut tinggal adalah habitat yang cocok untuk ketiga cacing tersebut. Pada kasus juga terdapat bahwa terdapat tetangga yang mempunyai tanda dan gejala yang sama, hal ini berkaitan dengan penyebaran dari cacing tersebut yang melalui tanah dan feses yang terinfeksi oleh telur dari cacing tersebut Selain itu daur hidup dari Ancylostoma dan Ascaris serta Strongyloides yang pada saat larva dapat mengikuti aliran darah dan cairan limfe sehingga dapat meyebar ke bagian tubuh lain seperti paru-paru, jantung, atau bahkan otak. Penyebaran dalam tubuh manusia tersebut dapat bermanifestasi anemia, ronki basah basal paru, dan lain sebagainya.
Diagnosis pasti dari penyakit ini sebenarnya adalah mengecek morfologi dari parasit yang ditemukan dalam tinja. Hipotesis sementara bahwa pasien menderita necatoriasis/ankilostomiasis masih dapat dipertahankan.
Apabila diagnosis sudah dapat dipastikan dan ternyata memang benar disebabkan oleh cacing tambang, maka pengobatan yang dapat diberikan adalah Albendazole, Mebendazole, Tetrakloretilen (drug of choice), befanium hidroksinaftat, atau pirantel pamoat.


2 comments:

Anonim mengatakan...

cuma mau nambahin aja..
diare berdarah+lendir itu bisa juga karena e.coli type EIEC,ataupun shigella.
invasi yg dilakukan oleh si e.coli menyebabkan darah (+) pada feses penderita.

danie :) mengatakan...

klo d skenario ku tu di pmeriksaan feces ada telur cacing askariasis.. brati emg askariasis tuh ya??