Jumat, 05 Desember 2008
Kejang
Kejang merupakan keadaan dimana terjadinya proses pelepasan muatan parenkimia yang berlebihan dari suatu populasi neuron karena kondisi patologis tertentu sehingga mengganggu fungsi normal otak. Kejang diklasifikasikan menjadi dua yaitu parsial dan generalisata. Kejang parsial ditandai dengan utuhnya kesadaran walaupun masih mungkin berubah dan fokus di salah satu sisi tetapi dapat menyebar ke bagian lain. Kejang generalisata ditandai dengan hilangnya kesadaran, tidak ada awitan fokal, bilateral dan simetrik, serta tidak adanya aura. Kejang parsial dibagi lagi menjadi kejang parsial sederhana dan kompleks. Parsial sederhana sifat kesadaran utuh, dapat bersifat motorik dan sensorik, dan biasanya berlangsung kurang dari 1 menit. Kompleks memiliki sifat adanya perubahan kesadaran yang disertai gejala motorik, sensorik, dan otomatisme serta biasanya berlangsung 1-3 menit. Kejang generalisata dibagi menjadi: (1) Tonik-Klonik, terjadi tonik-klonik otot, inkontinensia urin dan alvi, menggigit lidah, fase pascaiktus; (2) Absence, terjadi tatapan kosong, kepala sedikit lunglai, kelopak mata bergetar, berlangsung beberapa detik; (3) Mioklonik, kontraksi mirip syok mendadak yang terbatas di beberapa otot atau tungkai cenderung singkat; (4) Atonik, hilangnya secara mendadak tonus otot disertai lenyapnya postur tubuh; (5) Klonik, gerakan menyentak, repetitif, tajam, lambat, dan tunggal atau multipel di lengan, tungkai, atau torso; (6) Tonik, terjadi peningkatan secara mendadak tonus otot. (Dorland. 2006; Wilson, 2005; Mardjono, 2005)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar