Kamis, 08 November 2007

Phenylalanine Keton Uria (PKU)

Skenario tutorial kali ini membahas mengenai seorang anak yang diduga menderita Phenylalanine Keton Uria (PKU). Oleh sebab itu pembahasan akan dibatasi dalam inborn error of phenlalanine metabolism. PKU adalah gangguan kemampuan untuk mengkonversi fenilalanin menjadi tirosin (Murray. 2003) yang mengakibatkan meningkatnya konsentrasi fenilalanin dalam hati dan ke-lebihannya akan masuk dalam peredaran darah serta diedarkan ke seluruh tubuh. PKU memiliki sifat dasar herediter dan diwakili genotip PP (normal homozigot), Pp (normal carrier), pp (penderita) (Suryo. 2005). PKU diakibatkan oleh tidak adanya atau defisiensi fenilalanin hidroksilase atau lebih jarang lagi oleh desifiensi kofaktornya yaitu tetra hidrobiopterin (Stryer. 2000).

Patogenesis PKU dimulai dari mutasi G ke A pada intron ke 12 pada proses trasnkripsi yang mengakibatkan ekson ke 12 hilang pada proses maturasi mRNA (Stryer. 2000) yang membentuk enzim fenilalanin hidroksilase. Enzim tersebut rusak sehingga fenilalanin tidak dapat berubah menjadi tirosin yang dapat membentuk melanin yang merupakan pigmen. Perubahan fenilalanin di jalur lainnya meningkat. Jalur itu adalah perubahan dengan enzim tranaminase. Oleh transaminase fenilalanin diubah menjadi asam fenilpiruvat. Selanjutnya, asam fenilpiruvat tersebut yang dikatalisis oleh enzim DH-ase dengan KoDH-ase NADH menghasilkan asam fenillaktat. Selain asam fenillaktat, fenilpiruvat yang dikatalis oleh enzim oksidatif dekarboksilase dengan Ko DH-ase NAD+ menghasilkan asam fenilaset. Kemudian fenilalanin, asam fenillaktat, asam fenilasetat dibuang melalui urin (Hardjasasmita. 2006). Ini yang membuat kencing menjadi berbau aneh.
Gejala lainnya adanya hipopigmentasi (kulit bule, rambut jagung, mata biru) yang di-akibatkan tidak adanya tirosin yang membentuk pigmen melanin. Dalam kasus anak tersebut “belum bisa tengkurap”. Hal ini disebabkan karena fenilalanin menghambat transport asam amino esensial yang lain di Blood Brain Barrier (BBB). Karena kekurangan asam amino esensial yang lain tersebut muncul kelainan pembentukan neurotransmitter yang mengakibatkan tidak berfungsinya otot seperti seharusnya. Jika dibiarkan hal ini akan mengakibatkan keterbelakangan mental.. Muntah yang terjadi pada kasus kali ini diakibatkan oleh bakteri bacillus subfillis yang diakibatkan excesss dari fenil alalnin (Russel. 2006).
Penatalaksanaannya lebih ke arah menjaga agar kadar fenilalanin tidak terlalu tinggi dalam darah karena penyakit ini adalah penyakit keturunan (Murray. 2003). Jumlah fenilalanin yang dikonsumsi perhari berkisar 200-300 mg. Diberikan juga tambahan BH-4 yang membantu mengontrol terapi fenilalanin (wikipedia.2007). Pasien dapat juga diberi asupan tirosin (e-medicine.2006). Selain itu ada juga terapi enzim dan gen. Terapi gen masih dalam tahap penelitian sedangkan terapi enzim adalah pemberian phenilalanine amonia lyase (PAL) yang dapat langsung bekerja. Terakhir adalah tratmen LHAA yang menghalangi excess fenilalanin ke otak.

0 comments: