Selasa, 10 November 2015

Diet Penyakit Hati (1)

a.       Tujuan Diet
Tujuan diet penyakit hati adalah untuk mencapai dan mempertahankan status gizi optimal tanpa memberatkan fungsi hati, dengan cara :
1)      Meningkatkan regenerasi jaringan hati dan mencegah kerusakan lebih lanjut dan/atau meningkatkan fungsi jaringan hati yang tersisa
2)      Mencegah katabolisme protein
3)      Mencegah penurunan berat badan atau meningkatkan berat badan bila kurang
4)      Mencegah atau mengurangi asites, varises esofagus, dan hipertensi portal
5)      Mencegah koma hepatik

b.      Syarat Diet
1)      Energi tinggi untuk mencegah pemecahan protein, yang diberikan bertahap sesuai dengan kemampuan pasien, yaitu 40-45 kkal/kg BB
2)      Lemak cukup, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total, dalam bentuk yang mudah dicerna atau dalam bentuk emulsi. Bila pasien mengalami steatorea, gunakan lemak dengan asam lemak rantai sedang (Medium Chain Triglyceride/MCT). Jenis lemak ini tidak membutuhkan aktivitas lipase dan asam empedu dalam proses absorbsinya. Pemberian lemak sebanyak 45 gram dapat mempertahankan fungsi imun dan sintesis lemak.
3)      Protein agak tinggi, yaitu 1,25-1,5 g/kg BB agar terjadi anabolisme protein. Pada kasus hepatitis fulminan dengan nekrosis dan gejala ensefalopati yang disertai peningkatan amoniak dalam darah, pemberian protein harus dibatasi untuk mencegah koma, yaitu sebanyak 30-40 g/hari. Pada sirosis hati terkompensasi, protein diberikan sebanyak 1,25 g/kg BB. Asupan minimal protein hendaknya 0,8-1 g/kg BB. Protein nabati memberikan keuntungan karena kandungan serat yang dapat mempercepat pengeluaran amoniak melalui fese. Namun sering timbul keluhan berupa rasa kembung dan penuh. Diet ini dapat mengurangi status ensefalopati, tetapi tidak dapat memperbaiki keseimbangan nitrogen.
4)      Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan tingkat defisiensi. Bila perlu diberikan suplemen vitamin B kompleks, C, dan K serta mineral seng dan zat besi bila ada anemia.
5)      Natrium diberikan rendah, tergantung tingkat edema dan ascites. Bila pasien mendapat diuretika, garam natrium dapat diberikan lebih leluasa.
6)      Cairan diberikan lebih dari biasa, kecuali ada kntraindikasi.
7)      Bentuk Makanan Lunak bila ada keluhan mual dan muntah, atau Makanan Biasa sesuai kemampuan saluran cerna.

0 comments: